Friday, October 30, 2020

Warna Pada Buah Dan Sayuran Bukan Sekedar Warna Biasa

colorful smoothies


Kita butuh mengonsumsi buah dan sayuran setiap hari. Buah dan sayuran memiliki banyak manfaat karena mengandung berbagai zat yang dibutuhkan tubuh seperti serat, vitamin, mineral, dan juga mengandung fitokimia. 

Apa itu fitokimia ???

Fitokimia adalah senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan pada fungsi normal tubuh, namun bermanfaat untuk kesehatan atau memiliki peranan aktif untuk mencegah berbagai penyakit. Fitokimia memberikan warna dan aroma khas pada buah dan sayuran dan dibagi dalam lima kelompok sesuai dengan warna dan fitokimia yang dikandungnya, yaitu: merah, kuning/orange, hijau, biru/ungu, dan putih/cokelat.

Warna Merah
Strawberries

fresh tomatoes


Pada buah dan sayuran yang berwarna merah terdapat fitokimia seperti likopen, asam elagik, kuersetin, hesperidin, resveratrol, dan flavonoid. Fitokimia ini berfungsi sebagai antioksidan yang mampu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan stress oksidatif akibat radikal bebas sehingga dapat menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung.
Contoh buah dan sayuran berwarna merah :
- Tomat
- Stroberi
- Semangka
- Ceri

Warna Kuning/Orange

Lemon

Pada buah dan sayuran yang berwarna kuning/orange terdapat antioksidan yang berlimpah seperti karotenoid (beta karoten, lutein, zeaxantin) yang memberikan warna, serta terpen dan flavonoid (kuersetin). Karotenoid, terpen dan flavonoid berperan sebagai antioksidan yang melindungi tubuh dari kanker dan penyakit jantung. Lutein (sejenis karotenoid yang disimpan dalam mata) penting untuk mencegah dua penyebab utama kebutaan, yaitu : katarak dan degenerasi makula yang terkait penuaan.
Contoh buah dan sayuran berwarna kuning/orange :
- Jeruk
- Pepaya
- Nanas
- Mangga
- Ubi jalar

Warna Hijau

Kiwi

green

Selain terkenal dengan khasiat kandungan klorofil dan seratnya, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau juga mengandung senyawa fitokimia terutama lutein dan zeaxanthin. Bayangkan saja berapa banyak manfaat yang kita dapatkan dengan mengonsumsi buah dan sayuran berwarna hijau seperti klorofil berperan membantu proses detoksifikasi racun dalam tubuh, serat untuk memperlancar pencernaan, serta kandungan fitokimia yang memiliki manfaat untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. 
Contohnya : 
- Kiwi
- Brokoli
- Bayam
- Selada

Warna Biru/Ungu

blueberries

Warna biru/ungu pada buah dan sayuran berasal dari antosianin yang dikandungnya. Semakin pekat warnanya semakin tinggi kandungan antosianin-nya. Antosianin memiliki banyak manfaat seperti golongan flavonoid lainnya antara lain: sebagai sumber antioksidan kuat, memelihara kesehatan jantung, menghambat pertumbuhan kanker, sebagai antivirus dan antiradang. Antosianin banyak terdapat pada anggur terutama pada kulit buahnya.
Contoh buah dan sayuran berwarna biru/ungu  :
- Anggur ungu
- Plum
- Blueberry
- Blackberry
- Kubis ungu
- Terong ungu

Warna Putih/Cokelat

banana


garlic

Walaupun tidak memiliki warna secerah buah dan sayuran lainnya, buah dan sayuran berwarna putih/coklat mengandung banyak manfaat misalnya bawang putih. Bawang putih mengandung allicin yang merupakan senyawa organosulfur memiliki banyak manfaat seperti antioksidan, antibakteri, antijamur, antikanker, antiinflamasi, dan juga menurunkan kadar kolesterol. Allicin pada bawang putih diproduksi ketika sel bawang putih mengalami kerusakan misalnya ketika dipotong atau dicacah, dan inilah yang menyebabkan bawang putih mengeluarkan aroma yang khas ketika diolah.
Contoh : 
- Kurma
- Bawang Putih
- Bengkoang
- Jahe
- Pisang

Saran
love

Kita sebaiknya makan buah dan sayuran dengan warna yang bervariasi setiap hari. Buah dan sayuran dengan warna berbeda memberikan petunjuk mengenai kandungan fitokimia yang terkandung di dalamnya. Dengan mengambil makanan yang berwarna-warni, kita akan mendapatkan berbagai macam manfaat dari berbagai macam fitokimia.





Wednesday, September 2, 2020

Antioksidan Sebagai Penangkal Radikal Bebas



Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang dapat terbentuk dari hasil metabolisme tubuh maupun dari luar tubuh (paparan sinar matahari, polusi, junk food, dll). Radikal bebas di dalam tubuh terbentuk dari hasil sampingan ketika tubuh mengubah makanan menjadi energi. Darah kita setiap saat mengalirkan oksigen ke sel-sel tubuh untuk membantu sel mengubah nutrisi makanan menjadi energi. Dalam kondisi normal, molekul-molekul di dalam sel memiliki pasangan elektron yang lengkap sehingga stabil. Ketika melakukan kontak dengan oksigen, molekul itu teroksidasi sehingga kehilangan elektron sehingga tidak stabil dan menjadi radikal bebas.

Molekul radikal bebas yang tidak stabil berbahaya bagi tubuh kita. Sebagai molekul tidak stabil, radikal bebas akan selalu berusaha mengambil elektron molekul sel lain di dalam tubuh untuk membuatnya stabil kembali. Hal ini dapat menghancurkan dan merusak struktur sel-sel tubuh yang sehat disekitarnya. Kerusakan sel-sel pada akhirnya dapat menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan. 

Radikal bebas yang berlebihan dalam tubuh dapat memicu sel-sel tubuh mengalami stress oksidatif. Sel yang mengalami stress oksidatif menjadi rusak dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti penyakit jantung, infeksi, tumor dan kanker, penyakit mata (seperti katarak dan glukoma), penyakit kulit (seperti alergi dan dermatitis), dan lainnya, serta mempercepat proses penuaan.

Biasanya, tubuh memiliki sistem pertahanan alami untuk menetralisasi radikal bebas agar tidak berkembang menjadi berbahaya. Namun, pengaruh lingkungan dan kebiasaan buruk seperti radiasi ultraviolet, polusi, kebiasaan mengonsumsi junk food, dan merokok dapat membuat sistem pertahanan tubuh kewalahan menghadapi radikal bebas yang berjumlah besar. Untuk itu kita perlu membantu tubuh untuk menetralisasi radikal bebas berbahaya dengan mengonsumsi lebih banyak antioksidan.

Antioksidan berperan menetralisasi radikal bebas dengan cara menyumbangkan elektron sehingga membuatnya stabil. Contoh antioksidan yaitu beta karoten (pro vitamin A), vitamin C, vitamin E, selenium, klorofil, karotenoid, flavonoid, likopen, dan asam fenolik. 

Selain berasal dari vitamin, antioksidan juga dapat ditemukan pada senyawa fitokimia, yaitu suatu komponen yang hanya terdapat pada sayur dan buah serta berperan memberi warna atau aroma khas dari sayur buah tersebut. Golongan karotenoid banyak mengandung antioksidan.

Sumber antioksidan alami mudah ditemukan pada makanan dan minuman sehari-hari seperti pada buah-buahan (stoberi, kiwi, jeruk merah, apel, sirsak), sayur-sayuran (tomat, wortel, bayam, brokoli, cabe), kacang-kacangan, biji-bijian, rempah-rempah (jahe, kunyit, lada hitam, pala), dan teh/teh hijau.

Setiap antioksidan memiliki cara kerja dan manfaat masing-masing dalam menangkal radikal bebas. Untuk itu kita perlu mengonsumsi makanan sehat yang bervariasi sehingga kebutuhan antioksidan terpenuhi untuk menangkal radikal bebas.

Selain mengonsumsi makanan kaya antioksidan kita harus menjaga pola hidup sehat untuk menghindari bahaya radikal bebas seperti berolahraga, hindari makanan junk food, istirahat yang cukup, hindari merokok dan paparan asap rokok, serta memakai sunblock untuk menangkal radiasi sinar matahari pada kulit (Baca juga : sinar ultra violet dan dampaknya pada kulit). 




Saturday, July 11, 2020

Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Sebelum Memulai Diet

Memiliki bentuk tubuh yang ideal merupakan impian kebanyakan orang. Untuk mencapainya tentu banyak cara yang dilakukan salah satunya dengan diet. 

Pengertian diet sebenarnya secara umum adalah makanan/minuman yang kita konsumsi sehari-hari, bukan seperti kebanyakan pengertian di masyarakat bahwa diet berkonotasi hanya pembatasan energi alias menurunkan berat badan. Diet dapat juga berarti jumlah dan jenis makanan yang dibutuhkan dalam situasi tertentu, seperti mengatur makanan bagi penderita kencing manis, penderita kolesterol tinggi, dan lain-lain. 

Nah, sebelum memulai diet ada beberapa hal yang harus kamu lakukan, terutama bagi yang baru memulai diet. Check it out !!

🍒 Catat Berat Badan dan Tinggi Badan Sebelum Memulai Diet

Hal pertama yang tentunya harus dilakukan adalah mencatat BB (Berat Badan) dan TB (Tinggi Badan) awal sebelum melakukan diet. BB dan TB kamu penting terutama untuk menghitung BMI dan kebutuhan kalori harian kamu sehingga kamu dapat mengetahui jenis diet yang tepat.

🍒 Catat Ukuran Tubuh 

Cukup dengan meteran, ukur semua ukuran tubuhmu terutama lingkar perut. Untuk laki-laki dibawah 90 cm sedangkan perempuan dibawah 80 cm. Dari berbagai hasil penelitian ilmiah diketahui jika lingkar perut berlebih dapat meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit.

🍒 Hitung BMI (Body Mass Index

Standar internasional yang saat ini dipakai untuk menilai ideal atau tidaknya berat badan adalah BMI (Body Mass Index)/IMT (Indeks Massa Tubuh) yang menggunakan perbandingan berat dan tinggi badan.
Cara hitung  BMI rumusnya  
Setelah menemukan BMI, lihatlah tabel klasifikasi BMI untuk mengetahui kamu memiliki berat badan normal atau tidak.
Contoh :
BB = 61,5 kg
TB = 158 cm diubah menjadi satuan meter menjadi 1,58 m

BB dalam kategori normal, namun diet perlu dikontrol karena jika tidak dikontrol bisa menuju pra-obesitas.
Untuk lebih gampangnya, silahkan menggunakan kalkulator BMI yang dapat diakses secara online.

🍒 Hitung Kebutuhan Kalori Harian

Menghitung jumlah kalori harian penting dilakukan untuk mengetahui dengan pasti jumlah kalori yang kita butuhkan sehari-hari, sehingga kita dapat menghindari kondisi kekurangan kalori yang berakibat lemas maupun kelebihan kalori yang membuat tubuh menyimpan lemak lebih banyak.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan kalori harian, salah satunya menggunakan BMR (Basal Metabolic Rate). Biar lebih gampang, sekarang kebutuhan kalori harian dapat dihitung secara online atau menggunakan aplikasi tertentu.

🍒 Jangan Lupa Foto Dulu 

Foto inilah yang nantinya akan menjadi bukti progress kamu selama diet. Ambil foto full body menggunakan pakaian ketat di depan cermin minimal satu kali dalam sebulan. Kamu bisa membandingkan foto kamu sebelum dan sesudah melakukan diet, apakah ada perubahan atau tidak. 

Nah, itulah beberapa hal yang harus kamu lakukan sebelum diet. Jangan lupa ya!! Semoga diet yang kamu lakukan berhasil. Tetap semangat bagi kamu yang masih berjuang. Keep the spirit!! 💜

Wednesday, July 1, 2020

Pentingnya Pemeriksaan HbA1C pada Pasien Diabetes


HbA1C? Mungkin hanya sebagian kecil orang yang tau padahal selain pemeriksaan gula darah kita juga harus mengetahui pentingnya pemeriksaan HbA1C terutama bagi penderita diabetes melitus. Disini aku akan bagikan beberapa catatan kecil tentang HbA1C. Silahkan dibaca~

HbA1C  Komponen minor dari hemoglobin (protein sel darah merah yang membawa oksigen) yang berikatan dengan glukosa. Hasil pemeriksaan HbA1C dinyatakan dalam bentuk persentase (%).

Dari hasil pemeriksaan HbA1C kita dapat mengetahui jumlah rata-rata gula dalam darah selama 2-3 bulan terakhir sehingga dapat digunakan sebagai indikator jangka panjang paling akurat untuk kontrol terhadap gula darah.

Pemeriksaan HbA1C sering digabungkan dengan hasil pemeriksaan gula darah dan juga digunakan untuk monitor diet, olahraga, dan terapi obat terhadap gula darah pasien diabetes. Dari hasil pemeriksaan, dokter mengevaluasi terapi pasien diabetes (efektif atau tidaknya terapi dalam menurunkan kadar gula darah) dan melakukan pengendalian untuk menyesuaikan terapi selanjutnya yang tepat untuk pasien.

Pemeriksaan HbA1C sangat penting  terutama untuk pasien dengan diabetes tidak terkontrol (yang berarti bahwa gula darah terlalu tinggi terus menerus). Jika kadar glukosa darah tinggi secara 
terus-menerus selama beberapa minggu terakhir, maka hasil pemeriksaan HbA1C juga akan tinggi. Jika HbA1C tinggi, berarti terapi yang diberikan kepada pasien kurang efektif dan harus diganti dengan terapi yang lain.

Pengobatan diabetes bisa dikatakan berhasil jika:
- Glukosa darah puasa : 80-109 mg/dl
- Glukosa darah 2 jam : 100-144 mg/dl
- Kadar HbA1C < 7%.

Untuk pasien berumur > 60 tahun, perhitungan kadar glukosa darah lebih tinggi daripada biasa:
- Glukosa darah puasa     : < 150 mg/dl
- Glukosa sesudah makan : < 200 mg/dl

Pemeriksaan HbA1C dilakukan 2 kali dalam setahun untuk pasien yang telah mencapai target tetap. Pada pasien yang terapinya belum berubah atau belum mencapai target kendali glukosa, pemeriksaan HbA1C sebaiknya dilakukan 4 kali setahun. Frekuensi pemeriksaan tergantung kepada keputusan dokter. Semakin sering terapi diganti semakin sering pula dilakukan pemeriksaan HbA1C.
         



Sunday, May 31, 2020

Sinar UV dan Dampaknya (terutama pada kulit)

KENALI SINAR ULTRA VIOLET BESERTA DAMPAKNYA
(Terutama Pada Kulit)

sunflower

Kita memerlukan matahari dalam kehidupan sehari-hari. Namun di balik indahnya sinar matahari ada bahaya yang mengintai kita terutama yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit yaitu sinar ultra violet.