HbA1C? Mungkin hanya sebagian kecil orang
yang tau padahal selain pemeriksaan gula darah kita juga harus mengetahui
pentingnya pemeriksaan HbA1C terutama bagi penderita diabetes melitus.
Disini aku akan bagikan beberapa catatan kecil tentang HbA1C. Silahkan dibaca~
HbA1C →
Komponen minor dari hemoglobin (protein sel darah merah yang membawa oksigen)
yang berikatan dengan glukosa. Hasil pemeriksaan HbA1C dinyatakan dalam bentuk
persentase (%).
Dari hasil pemeriksaan HbA1C kita dapat
mengetahui jumlah rata-rata gula dalam darah selama 2-3 bulan terakhir
sehingga dapat digunakan sebagai indikator jangka panjang paling akurat
untuk kontrol terhadap gula darah.
Pemeriksaan HbA1C sering digabungkan dengan hasil pemeriksaan gula darah dan juga digunakan untuk monitor diet, olahraga, dan terapi obat terhadap gula darah pasien diabetes. Dari hasil pemeriksaan, dokter mengevaluasi terapi pasien diabetes (efektif atau tidaknya terapi dalam menurunkan kadar gula darah) dan melakukan pengendalian untuk menyesuaikan terapi selanjutnya yang tepat untuk pasien.
Pemeriksaan HbA1C sangat penting terutama untuk pasien dengan diabetes tidak terkontrol (yang berarti bahwa gula darah terlalu tinggi terus menerus). Jika kadar glukosa darah tinggi secara terus-menerus selama beberapa minggu terakhir, maka hasil pemeriksaan HbA1C juga akan tinggi. Jika HbA1C tinggi, berarti terapi yang diberikan kepada pasien kurang efektif dan harus diganti dengan terapi yang lain.
Pengobatan diabetes bisa dikatakan
berhasil jika:
- Glukosa darah puasa : 80-109 mg/dl
- Glukosa darah 2 jam : 100-144 mg/dl
- Kadar HbA1C < 7%.
Untuk pasien berumur > 60 tahun,
perhitungan kadar glukosa darah lebih tinggi daripada biasa:
- Glukosa darah puasa : < 150
mg/dl
- Glukosa sesudah makan : < 200 mg/dl
Pemeriksaan HbA1C dilakukan 2 kali dalam
setahun untuk pasien yang telah mencapai target tetap. Pada pasien yang
terapinya belum berubah atau belum mencapai target kendali glukosa, pemeriksaan
HbA1C sebaiknya dilakukan 4 kali setahun. Frekuensi pemeriksaan tergantung kepada keputusan dokter. Semakin sering terapi diganti semakin sering pula dilakukan pemeriksaan HbA1C.
0 komentar: