Wednesday, September 2, 2020

Antioksidan Sebagai Penangkal Radikal Bebas



Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang dapat terbentuk dari hasil metabolisme tubuh maupun dari luar tubuh (paparan sinar matahari, polusi, junk food, dll). Radikal bebas di dalam tubuh terbentuk dari hasil sampingan ketika tubuh mengubah makanan menjadi energi. Darah kita setiap saat mengalirkan oksigen ke sel-sel tubuh untuk membantu sel mengubah nutrisi makanan menjadi energi. Dalam kondisi normal, molekul-molekul di dalam sel memiliki pasangan elektron yang lengkap sehingga stabil. Ketika melakukan kontak dengan oksigen, molekul itu teroksidasi sehingga kehilangan elektron sehingga tidak stabil dan menjadi radikal bebas.

Molekul radikal bebas yang tidak stabil berbahaya bagi tubuh kita. Sebagai molekul tidak stabil, radikal bebas akan selalu berusaha mengambil elektron molekul sel lain di dalam tubuh untuk membuatnya stabil kembali. Hal ini dapat menghancurkan dan merusak struktur sel-sel tubuh yang sehat disekitarnya. Kerusakan sel-sel pada akhirnya dapat menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan. 

Radikal bebas yang berlebihan dalam tubuh dapat memicu sel-sel tubuh mengalami stress oksidatif. Sel yang mengalami stress oksidatif menjadi rusak dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti penyakit jantung, infeksi, tumor dan kanker, penyakit mata (seperti katarak dan glukoma), penyakit kulit (seperti alergi dan dermatitis), dan lainnya, serta mempercepat proses penuaan.

Biasanya, tubuh memiliki sistem pertahanan alami untuk menetralisasi radikal bebas agar tidak berkembang menjadi berbahaya. Namun, pengaruh lingkungan dan kebiasaan buruk seperti radiasi ultraviolet, polusi, kebiasaan mengonsumsi junk food, dan merokok dapat membuat sistem pertahanan tubuh kewalahan menghadapi radikal bebas yang berjumlah besar. Untuk itu kita perlu membantu tubuh untuk menetralisasi radikal bebas berbahaya dengan mengonsumsi lebih banyak antioksidan.

Antioksidan berperan menetralisasi radikal bebas dengan cara menyumbangkan elektron sehingga membuatnya stabil. Contoh antioksidan yaitu beta karoten (pro vitamin A), vitamin C, vitamin E, selenium, klorofil, karotenoid, flavonoid, likopen, dan asam fenolik. 

Selain berasal dari vitamin, antioksidan juga dapat ditemukan pada senyawa fitokimia, yaitu suatu komponen yang hanya terdapat pada sayur dan buah serta berperan memberi warna atau aroma khas dari sayur buah tersebut. Golongan karotenoid banyak mengandung antioksidan.

Sumber antioksidan alami mudah ditemukan pada makanan dan minuman sehari-hari seperti pada buah-buahan (stoberi, kiwi, jeruk merah, apel, sirsak), sayur-sayuran (tomat, wortel, bayam, brokoli, cabe), kacang-kacangan, biji-bijian, rempah-rempah (jahe, kunyit, lada hitam, pala), dan teh/teh hijau.

Setiap antioksidan memiliki cara kerja dan manfaat masing-masing dalam menangkal radikal bebas. Untuk itu kita perlu mengonsumsi makanan sehat yang bervariasi sehingga kebutuhan antioksidan terpenuhi untuk menangkal radikal bebas.

Selain mengonsumsi makanan kaya antioksidan kita harus menjaga pola hidup sehat untuk menghindari bahaya radikal bebas seperti berolahraga, hindari makanan junk food, istirahat yang cukup, hindari merokok dan paparan asap rokok, serta memakai sunblock untuk menangkal radiasi sinar matahari pada kulit (Baca juga : sinar ultra violet dan dampaknya pada kulit). 




Previous Post
Next Post

I'm A, a girl 25yo. I love sharing about anything especially about beauty, health, lifestyle, and sometimes random stuffs.

0 komentar: